Ada yang pernah berjanji akan memperlihatkan aku bintang dri ketinggian,
Ada yang pernah berjanji membawaku ke puncak gunung paling tinggi,
Ada yang pernah berkata bahwa ia akan mengajakku berdiskusi tentang segala hal,
Ada yang pernah berjanji terus menyemangatiku, ada pula yang berjanji takkan meninggalkanku.

Pada perkataanmu, aku bisa menilaimu. Pada janjimu aku bisa melihat apakah kau orang yang patut aku pertahankan atau aku lepaskan.
Pada perkataanmu, aku pertama kali percaya tentang dunia yang lebih indah bila pergi bersama denganmu.

Lalu, malam ini janjimu terasa menyakitkan. Berdenyut dikepalaku yang memutar ulang perkataanmu, yang terdengar begitu meyakinkan, seperti tak kan ada satu hal yang akan membuatmu tak menunaikannya.
Terdengar seperti yang tak pernah berdusta terhadap janjimu.

Apa aku terlalu bodoh telah percaya padamu atau memang kau yang tak pernah mengucapkan janji itu dengan sungguh-sungguh.
Pada janji yang tak pernah kau tunaikan, kau berhutang itu padaku, hari ini, esok, dan seterusnya.

Teruntuk laki-laki yang selalu kusebut namanya dalam doa :)

Siapa yang ingin kehilangan?
Aku atau kau yang pernah ingin kehilangan.
Membayangkan bagaimana rasanya kehilangan saja aku tak berani, dengan cara apa aku berani menghadapi kehilangan?

Aku pada malamku mencarimu pada akhirnya terbangun dengan kenyataan kau telah hilang, dengan semua sifatmu yang aku rindukan, dengan setiap waktu yang kau berikan padaku agar aku tetap kokoh pada hidup. Setelah sadar kau hilang aku jatuh jauh dari kokoh, tapi tak berani mencari.

Kau dan aku sama-sama kehilangan namun sama-sama tak berani mencari. Lalu masing-masing kita terdiam pada gelapnya ruang, mencoba menghentikan air mata yang akan jatuh, lalu sesak. Adakah diantara kita yang akan mengalah lalu mencari yang satunya?

Pada kenyataannya kau dan aku malah saling menghilangkan, lalu kita menjauhi semua tempat dimana kita pernah saling bertegur sapa. Selamat datang aku ucapkan pada rasa hilang

Pada langkah pertamaku pergi, ada berjuta ragu untuk melangkah, ada banyak senyum yang pudar dari wajah teduhnya. Ada gurat sendu yang terbungkus olrh banyak ego, padamu lalu padaku.

Pada langkah pertamaku pergi, rindu mulai menyerbu bagai ombak pada pantai, kau tak perlu bertanya bagaimana kecewaku, kau yang paling tau seberapa besar ia hingga melangkah rindu.

Pada langkah pertamaku pergi, tak ada kata perpisahan darimu, apakah aku sebegitu tak berarti untukmu hingga kau biarkan aku pergi? Tak ada lambaian tangan, yang ada hanya udara dingin menusuk tulang, yang ada hanya keyakinanku tentang aku yang harus pergi.

Pada langkah pertamaku pergi, aku berjanji. Bahwa suatu saat nanti kau temui aku sebagai seorang yang tangguh, yang tulus mencintai ikhlas melepaskan, kau akan temui aku berada di puncak, kau akan temui aku berdiri tegak pada kakiku sendiri tersenyum padamu. Kau akan temui aku yang melupakan kisah patah hati yang dibuat olehmu. Aku berjanji.

Pada langkah pertamaku pergi, semoga kau tak memanggilku kembali, karena aku tak akan.

Aku adalah senja, yang akan selalu ada diantara kebimbanganmu, antara malam dan siangmu.
Aku ini senja yang slalu kau tunggu namun tak pernah kau raih, kau hanya mengagumi tanpa kau sapa.
Aku ini senjamu, warna yang menyesakkan dadamu.

Aku adalah senjamu, yang mengantarmu pulang dengan rasa lelah, yang memberimu selamat karena kau telah melalui hari ini dengan baik.
Aku ini senjamu, yang kadang kau lupakan karena kau sibuk pada urusanmu pada siang dan malam.
Aku ini senjamu, yang bersedia menjadi jedamu disaat kau butuh waktu untuk bernafas lega.

Aku adalah senja, yang tak pernah menunggumu menyapa, karena malam terburu-buru muncul, dan kau terlalu lama memutuskan.
Aku adalah senjamu, yang ketika ia hilang maka kau menyesal telah melewatkannya.

Mungkin aku bisa memeluk ragamu, membiarkan lelah lepas dengan memandang senyummu. Tapi sepertinya merengkuh hatimu terasa terlampau jauh. Kau bisa berujar cinta, tapi sorot matamu terasa jauh menerawang entah kemana.

Aku bisa melihatmu bahagia, sekilas. Tapi lebih dalam dari itu, aku tak pernah merasa bisa memeluk hatimu. Sebagai bayang-bayang, aku hanya bisa merengkuh ragamu, tapi tidak dengan hatimu. Aku merasakannya, dan aku tak ingin kau bergurai terlalu lama.

Mungkin sudah saatnya bayang-bayang ini tahu diri.

Setelah pertemuan itu, saya gak tau gimana cara mendefinisikan perasaan ini..

Senang? Saya senang, sangat senang saat pertama kali setelah 3 bulan tak ada kabar apapun darinya.
Sedih? Saya sedih, sedih ketika pertemuan itu hanya sekejap mata, layaknya mimpi" yang selama ini saya alami.
Gelisah? Ketika saya kembali harus terbangun dari semua mimpi2 itu..

Entahlahh, saya selalu tidak dapat menolak apapun darinya..
Saya selalu percaya dengan apapun yang ia katakan..
Saya selalu 'manut' dengan apapun yang ia katakan..
Saya selalu 'yakin' dengan sorotan matanya, yang sesungguhnya menampakkan segala perasaannya.
Saya selalu tau segala gerak-geriknya, tingkah lakunya, mana yang pura-pura dan mana yang tulus.
Saya tau? Atau saya selalu 'sok tau'?

Hati kecil tidak mungkin berbohong kan? Iyaa apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan padanya, adalah ucapan pertama yang keluar dari hati saya.

Naluri 'keibuan' saya keluar,
saya tak perlu penjelasan panjang lebar, meskipun sedikitnya saya membutuhkan itu untuk menguatkan dugaan saya.
Saya tak perlu kata2 yang keluar, hanya memperhatikan sorot matanya, saya tau ada yg disembunyikan atau tidak.

Ketika dihadapannya saya tak mampu berkata2, tak ada satupun kata2 yang keluar dari mulut saya, padahal banyak sekali pertanyaan yang ingin saya lontarkan.
Saya hanya berharap dia mengerti tanpa saya harus berkata, tapi saya yakin itu mustahil..
Dia tak ingin capek2 menebak segala sesuatu yang tak jelas.

Duhhh, tulisan saya berantakan sekali, kacau kayak pikiran saya :(

Saya senang memegang rambutnya, mengelus ubun2nya, saya senang melihatnya tertidur, saya senang melihatnya :)

Semoga :")

Kau terlalu mencintainya,.
Semakin kau mencintainya, semakin kecil kau mendapatkannya..

Kau memiliki janji kehidupan yang lebih baik di luar sana..
Lupakan janji masa depan yang dia berikan..
Mustahil bagi kalian untuk bersatu.
bahkan takdir pun terlalu kejam untuk kalian.

Berdoalahh...
Berdoalah untuknya,, untukmu, dan untuk kalian..
Hanya itu yang menguatkanmu saat ini dan selamanya :)

Bagiku waktu selalu pagi. Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah.
Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut diujung dedaunan. Ketika harapan harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan.
Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi.
Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi, malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan nafas tertahan.

"Karena apapun yang terjadi memang karena kehendakNya. Bersyukurlah!!"

"Berdamailah atas apa yang tidak bisa kau ubah"

Bagaimana mungkin seseorang yang mencintai, tak menjaga seseorang yang ia cintai.
Bagaimana bisa seseorang yang mencintai, membiarkan pujaannya berada dalam bahaya.
Bagaimana bisa?

Padahal ia katakan padanya seribu kali kata cinta. Lalu apa itu cinta?
Kau seakan paling mengerti makna cinta. Seakan paling paham bahwa rasa dalam hati harus selalu dikatakan atau diungkapkan tanpa memahami bahwa ada alasannya untuk tetap menahannya di dalam hati.

Bila ia katakan beribu kata cinta pada pujaannya. Lantas berapa kali ia katakan cinta pada penciptanya?
Berapa lama ia berdoa pada Tuhan meminta ditunjukkan cinta yang halal. Berapa lama ia bersujud pada Tuhannya meminta diampunkan dosa dari rindu yang tak diizinkan.
Tanyakanlah padanya berapa kali?

Kau yang mengatakan seribu kali kata cinta, sadarlah bahwa kau telah menyakiti dirimu sendiri, membuat yang seharusnya pahala menjadi dosa.
Kau yang katanya mencintai, kau telah membuat Tuhan cemburu.

Bila datang padamu rasa mencintai. Berdoa agar ia yang kau cintai didekatkan padamu dan dipersatukan denganmu oleh janji yang diridhai Tuhan, lalu bersyukurlah padaNya dengan menyebut namaNya dengan penuh cinta, agar kau tak dicemburui.

Ada kalanya kita tak perlu tau apa yang tersembunyi di balik hati orang lain. Bukankah dengan mengetahuinya kita belum tentu lebih baik dari ketika belum mengetahuinya?

Tak perlu juga mencari tahu tentang yang sebenarnya amat kau ingin kau ketahui. Karena kau akan mengetahui segalanya dalam waktu yang tepat.

Seperti perasaannya padamu, tak perlu terburu-buru menafsirkan apa yang tersirat, atau menerka-nerka tentang perasaannya padamu, karena ketika kau belum mengetahuinya, Tuhan tau kau belum siap untuk tau.

Bagaimana bila dalam hatinya telah ada seseorang yang amat ia tunggu?

Atau...

Bagaimana bila ia menyimpan rasa padamu?

Siapkah?

Maka selamat bersiap dan berdoa, tunggulah waktu yang tepat untuk tau :)

Sudah sekian lama kita kembali berjarak
Dan hatiku pun teracun rindu yang mulai terserak
Lalu bayangmu seakan marak
Inikah hati yang mulai terindu berat?

Sesekali aku ragu menyapamu
Padahal hampir setiap hari kita bertemu
Tapi tak pernah ada kata sapa diantara aku dan kamu
Hanya mata yang sesekali bertegur sayu

Disana kau dapat membaca
Apa yang terkata dari tatap mata
"Apa kabarmu? Kamu tau? Aku rindu!"

Tapi kamu tetap berlalu
tak mengacuhkanku

Aku pun paham jika hatimu
masih memeluk dendam
Pada rasa sakit tetap kamu simpan

Aku hanya ingin menyapamu
Membuang semua luka masa lalu
Aku hanya ingin menyapamu
Berharap aku dan kamu mau berdamai dengan luka yang telah berlalu